KKL di Bali

Selasa, 25 Juni 2013

Studi Kelayakan Bisnis Curcuma Plus


BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang Pemilihan Judul
Suatu perusahaan yang berkembang pastinya mempunyai tujuan agar kegiatan dalam perusahaan dapat terarah, namun didalam menghadapi kondisi yang tidak pasti maka perusahaan harus mempunyai strategi-strategi agar dapat tercapai secara efektif dan efisien guna mengoptimalkan pencapaian tujuan dan kelangsungan hidup perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan adanya sebuah perencanaan yang disertai dengan pengendalian yang efektif.
Perencanaan merupakan tindakan yang dibuat berdasarkan fakta dan asumsi mengenai gambaran kegiatan yang dilakukan pada waktu yang akan datang dalam mencapai tujuan yang diinginkan (Napirin, 2004:4).
Dengan perencanaan ini suatu kegiatan akan mempunyai suatu pedoman pelaksanaan kerja, agar perencanaan yang ditetapkan dapat tercapai, maka perusahaan perlu mengadakan pengendalian. Pengendalian adalah proses evaluasi kerja, dan jika perlu dilakukan perbaikan, maka harus sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan dengan pengendalian ini suatu perencanaan dapat dilihat apakah yang direncanakan tersebut dicapai atau tidak. Salah satu alat yang dapat memenuhi kebutuhan perencanaan dan pengendalian adalah Marketing mix, karena Marketing mix merupakan perangkat alat pemasaran taktis dan terkontrol yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan pasar sasaran. Marketing mix terdiri atas segala sesuatu yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan produknya. Kemungkinan-kemungkinan itu dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok variabel yang dikenal dengan 4P, yaitu Product, Price, Place, and Promotion (produk, harga, distribusi, dan promosi).
Produk artinya kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan pada pasar sasaran. Harga adalah sejumlah uang yang harus dibayar oleh pelanggan untuk memperoleh produk. Distribusi meliputi aktivitas perusahaan agar produk mudah didapatkan oleh konsumen sasarannya. Promosi artinya aktivitas mengkomunikasikan keunggulan produk serta membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya.
Berdasarkan uraian dan latar belakang diatas, maka penulis tertarik dan bermaksud untuk meneliti strategi marketing mix PT SOHO Industri Pharmasi dengan judul : Optimasi Strategi Marketing Mix PT SOHO Industri Pharmasi.

1.2    Tujuan Penyusunan
Adapun tujuan dilakukan penyusunan makalah ini adalah :
1.        Bagaimana menentukan riset pasar pada PT SOHO ?
2.        Produk apa yang dihasilkan oleh PT SOHO ?
3.        Bagaimana cara menetapkan harga pada PT SOHO ?
4.        Saluran distribusi apa yang dipakai oleh PT SOHO ?
5.        Bagaimana promosi pada PT SOHO ?
1.3    Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang di angkatr dalam skripsi ini adalah bagaimana strategi marketing mix PT SOHO dalam mengembangkan CURCUMA PLUS EMULSION (4 P CURCUMA PLUS EMULSION)

BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1    Sejarah Berdirinya Perusahaan
PT SOHO Industri Farmasi didirikan pada tahun 1956 di Indonesia oleh Tan Tjhoen Lim. PT SOHO Industri Farmasi merupakan salah satu dari tiga anak perusahaan yang dimiliki oleh Grup Soho (GS). Grup SOHO sendiri terdiri dari tiga perusahaan. Pertama, PT Ethica, yang memproduksi obat-obat injeksi, didirikan pada 1946 dan merupakan cikal bakal berdirinya GS. Kedua, PTSoho Industri Pharmasi yang didirikan pada 1951. Ketiga, PT Parit Padang (PP), perusahaan distribusi yang didirikan pada 1956.
PT SOHO Industri Farmasi merupakan perusahaan farmasi yang memiliki pertumbuhan tercepat yaitu di atas 20% diantara 20 perusahaan besar farmasi lainnya di Indonesia sejak tahun 2000 sampai sekarang, menurut hasil Badan Riset Pasar Bebas Internasional (IMS Survei), Indonesian Pharmaceutical Audit, danIndonesian Drugstore Audit.
PT SOHO Industri Farmasi menjadi leader dalam produk yang berbasis bahan alami di pasar resep (ethical) maupun OTC (Over The Counter) seperti produk alami antidiare, penambah nafsu makan, multivitamin, nutrisi untuk mata dan lain-lain. Contoh produknya antara lain Curcuma® ta­blet, Curcuma Plus® sirup, dan Matovit®, Oste®, Curliv®, Im­boost®, Curvit CL Emulsion®, Diapet, Curcuma Plus Emul­­sion, Laxing, Im­boost®Imboost Effer­ves­cent, dan Asthin® Force. Curcuma Plus tercatat sebagai pionir untuk kategori multivitamin yang berbahan dasar temulawak. Imboost Effer­ves­cent, satu-satunya formula effervercent echinaceaeyang ada di Asia. Asthin® Force mengandung astaxanthin yang merupa­kan antioksidan terkuat dan teraman ka­re­na tidak memiliki efek prooksidan.

CURCUMA PLUS Emulsion


Nama : CURCUMA PLUS Emulsion
Komposisi : Tiap sendok makan (15 ml) mengandung Vitamin A 850 I.U, Vitamin B1 3 mg, Vitamin B2 2 mg, Vitamin B6 5 mg, Vitamin B12 5mcg, Vitamin B5/Dekspantenol 3 mg, Vitamin D 100 I.U, Kalsium hipofosfit 500 mg, minyak ikan Kod 7,5 mg, ekstrak Curcuma xanthoriza 10 mg, jus strawberry.
Kemasan : Emulsi 200 ml
Indikasi : Membantu memenuhi kebutuhan vitamin pada masa pertumbuhan, membantu memelihara daya tahan tubuh, membantu memperbaiki nafsu makan.
Dosis : Dewasa sehari 3 kali 1 sendok makan, anak-anak 6-12 tahun sehari 2 kali 1 sendok makan, 1-6 tahun sehari 1 kali 1 sendok makan, 6 bulan – 1 tahun sehari 1 kali ½ sendok makan.
Harga : Rp15.710 / BOTOL

2.3    Bidang Usaha
Perusahaan ini bergerak dibidang Industri Farmasi merupakan salah satu dari tiga anak perusahaan yang dimiliki oleh Grup Soho (GS). Grup SOHO sendiri terdiri dari tiga perusahaan. Pertama, PT Ethica, yang memproduksi obat-obat injeksi, didirikan pada 1946 dan merupakan cikal bakal berdirinya GS. Kedua, PTSoho Industri Pharmasi yang didirikan pada 1951. Ketiga, PT Parit Padang (PP), perusahaan distribusi yang didirikan pada 1956.
PT SOHO Industri Farmasi menjadi leader dalam produk yang berbasis bahan alami di pasar resep (ethical) maupun OTC (Over The Counter) seperti produk alami antidiare, penambah nafsu makan, multivitamin, nutrisi untuk mata dan lain-lain. Contoh produknya antara lain Curcuma® ta­blet, Curcuma Plus® sirup, dan Matovit®, Oste®, Curliv®, Im­boost®, Curvit CL Emulsion®, Diapet, Curcuma Plus Emul­­sion, Laxing, Im­boost®Imboost Effer­ves­cent, dan Asthin® Force.
2.4    Daerah Pemasaran
a. Daerah pemasaran
Daerah pemasaran hasil produksi dari PT SOHO meliputi hampir diseluruh Indonesia.
b. Saluran distribusi
Distribusi Curcuma Plus Emulsion dilakukan melalui sister company-nya, PT Parit Padang sehingga tidak tergantung pada distributor lain dan tidak perlu melakukan survey distributor lagi. Dengan memiliki 25 cabang, serta medical channel distribution yang hampir 90% di seluruh Indonesia, Curcuma Plus Emulsion dapat dengan cepat mempenetrasi pasar. Apalagi, PT Parit Padang pun andal dalam menembus pasar modern, apotek, dan toko obat.

2.5    Tinjauan Teoritis
Pengertian Marketing Mix (Bauran Pemasaran)
Marketing Mix adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan. Konsep bauran pemasaran pertama kali dikenalkan oleh John B McKitterick pada tahun 1957 pada konferensi Amerika Marketing Asosiation di Chicago. McKettrick yang ketika itu menjabat sebagai  president of general electric memaparkan bahwa  the marketing mix concept adalah sebuah konsep yang berorentasi kepada pelanggan, profit dan filosofi bisnis. Konsep ini kemudian dikombinasikan dengan empat elemen perusahaan dari konsep pemasaran klasik yaitu market focus, costumer orientation, coordinated marketing dan goal profitability.
Lalu pada tahun 1965 Neil H Borden memperkenalkan konsep  marketing mix dalam sebuah tulisan yang berjudul “the concept of the marketing mix” rumusan Borden tentang  marketing mix termasuk dalamnya (produk pricing, branding, distribution channels, personnal celling, advertising, promotion, packing, display, servicing, physical handing, fuct finding serta analisis). Jerome McCarthy yang kemudian mengelompokkan rumusan ini ke dalam empat kategori yang kini dikenal sebagai 4P dari marketing mix.
Maka dengan kata lain bauran pemasaran (marketing mix) dapat dikatakan sebagai serangkaian variabel pemasaran yang dapat dikuasia oleh koperasi yang digunakan untuk mencapai tujuan dalam sasaran pasar seperti yang tampak pada bagan berikut :
Philip kotler,Kevin Lane Keller,2007,Manejeman pemasara,Macanan jay cemerlang: Hal 23 7 Bauran pemasaran didefinisikan oleh Swasta dan Irawan sebagai “kombinasi dari 4p atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran yakni : produk struktur harga, kegiatan promosi dan sistem distribusi. (1990 : 78)
Sedangkan Kotler dan Amstrong (2001:71-72) mendefinisikan  marketing mix sebagai seperangkat alat pemasaran taktis dan terkontrol yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respons  yang diinginkan sasaran pasar.  Bauran pemasaran terdiri atas segala sesuatu yang dapat dilakukan perusahaan atau koperasi untuk mempengaruhi permintaan produknya. Dan ini dapat digolongkan dalam empat, kelompok variabel yang dikenal dengan “4P” (price, product, plaece dan promotion).
Maka dengan demikian bauran pemasaran (marketing mix) dapat disimpulkan sebagai serangkaian dari pada variabel pemasaran yang dapat dikuasai oleh perusahaan atau koperasi yang digunakan untuk mencapai tujuan dalam pasar sasaran dan variabel itu terdiri atas “4P” Di dalam pengambilan keputusan dibidang pemasaran hampir selalu berkaitan dengan variabel-variabel  marketing tersebut karena itu  marketing mix sangat penting sebagai alat yang dapat dipakai dalam pemasaran praktis variabel-variabel yang tergabung dalam marketing mix akan diuraikan dalam bentuk peta konsep sebagai berikut :

Produk
Produk menurut Kotler (1987,432) dapat didefinisikan sebagai berikut “Produk adalah setiap apa saja yang ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan Swastha dan Irawan, Basu. 1998, Manajemen Pemasaran Modern, Liberty, Yogyakarta: Hal 78 Kotler dan Amstrong. 2001.  Prinsip-Prinsip Pemasaran, Jilid 1 dan 2 edisi ke-8,Erlangga, Jakarta: Hal 71-72 8 perhatian, pembelian, atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan” meliputi benda fisik, jasa, tempat, organisasi dan gagasan.
Dalam Islam kegiatan ekonomi dan  marketing termasuk pada wilayah muamalah, maka dari itu dalam hal muamalah kita harus bersifat jujur dan berbuat benar seperti yang dilkukan oleh seorang Nabi Muhammad dalam melakukan perdagangan. Indikator-indikator yang bisa menunjukkan pertimbangan konsumen dalam keputusan pembelian produk dikembangkan dalam teori sebagai berikut:

Inti Produk
Pada tingkat pertama ini perencanaan produk harus mampu mengupas apa yang sebenarnya dibeli oleh pembeli. Dalam setiap produk terdapat kebutuhan yang tersembunyi. Kedua faktor inilah yang sebenarnya harus diketahui oleh perencana produk. Kotler, Philip. 1987. Manajemen Pemasaran, Erlangga, Jakarta: Hal 432 9 Wujud Produk.
Setelah mengetahui dari inti produk dapat diwujudkan suatu produk yang mempunyai karakteristik yaitu : mutu, ciri khas, model, corak, merek dan kemasan. Boone dan Kurtz (2007:129) mengatakan bahwa sebuah nama merek bagian dari merek yang terdirir atas kata-kata atau huruf-huruf yang terdapat dalam sebuah nama.Yang membedakan penawaran-penawaran perusahaan dari para pesaingnnya. Maka dari itu merek suatu barang itu merupakan hal yang sangat penting dalam pengembangan sebuah produk karena merek merupakan identitas yang selalu dan akan mudah diingat oleh para konsumen sehingga dalam pemberian nama terhadap merek itu harus mudah diingat dan menyenangkan.

Produk formal (formal product)
Merupakan penampilan atau perwujudan dari produk inti maupun perluasan produknya. Produk formal ini lebih dikenal oleh sebagian besar pembeli sebagai daya tarik, yang tampak langsung (tangible offer) dimata konsumen. Dalam hal ini ada beberapa komponen yang terdapat pada produk yaitu desain/bentuk, daya tahan/mutu, daya tarik/keistimewaan, pengemasan/bungkus, nama merek/brand name.

Produk tambahan (augmented product)
Mencakup berbagai tambahan manfaat yang dapat dinikmati oleh konsumen dari produk inti yang dibelinya. Beberapa manfaat tambahan itu akan memperluas manfaat produk yang ditawarkan atau dipasarkan. E.Boone,L.Kurtz,2007,Pengantar bisnis kontemporer,salemba Empat,Jakarta : Hal 129 10
Maka dari itu produk diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu :

a          Produk  Konsumen (Consumer Products)
Produk konsumen merupakan produk yang dibeli konsumen akhir untuk konsumsi pribadi. Produk konsumen meliputi :
Ø  Produk sehari-hari (convenience product)
Merupakan produk dan jasa konsumen yang biasanya sering dan cepat dibeli oleh pelanggan dan disertai dengan usaha yang sedikit dalam membandingkan dan membeli. Harga produk sehari-harinya biasanya cukup murah dan disebarkan cukup luas dibanyak lokasi atau toko agar produk tersedia dengan mudah ketika pelanggan membutuhkannya.
Ø  Produk Shopping (shopping product)
Adalah produk yang jarang dibeli oleh konsumen sehingga dalam proses pemilihan dan pembeliannya konsumen melakukan pembandingan karakteristik seperti kecocokan, harga dan gaya.
Ø  Produk khusus atau spesial (specialty product)
Merupakan produk konsumen dengan karakteristik unik atau identifikasi merek yang dicari oleh kelompok pembeli tertentu, sehingga mereka bersedia mengeluarkan usaha khusus  untuk memperolehnya.
Ø  Produk yang tidak dicari (unsought product)
Adalah produk konsumen dimana keberadaannya tidak diketahui atau jika diketahui oleh konsumen pun tidak terpikir oleh mereka untuk membelinya. Oleh karenanya, produk yang tidak dicari memerlukan iklan penjualan pribadi dan upaya pemasaran lainnya.

b          Produk Industri (industrial product)
Produk industri adalah produk yang dibeli untuk pemrosesan lebih lanjut atau penggunaan yang terkait dengan bisnis. Produk industri dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu:
Ø  Bahan dan suku cadang
Meliputi bahan baku, bahan manufaktur dan suku cadang. Bahan baku terdiri dari produk pertanian (gandum, kapas, dan sebagainya) dan produk alami (ikan, kayu, dan sebagainya). Bahan manufaktur dan suku cadang terdiri dari komponen bahan (besi, benang, semen) dan komponen suku cadang (motor kecil, ban, cetakan). Harga serta jasa adalah faktor pemasaran utama dalam kelompok ini, merek dan iklan cenderung kurang begitu penting.
Ø  Barang modal
Merupakan Produksi industri yang membantu proses produksi/operasi, termasuk pemasangan dan peralatan tambahan. Pemasangan terdiri dari pembelian utama seperti bangunan dan peralatan tetap. Peralatan tambahan meliputi peralatan pabrik yang dapat dipindahkan dan peralatan kantor.
Ø  Perlengkapan dan jasa
Meliputi perlengkapan operasi dan alat-alat perbaikan dan pemeliharaan serta jasa konsultasi bisnis. Jasa-jasa ini biasanya diserahkan dengan menandatangani kontrak.

Harga
Monroe (1992;8) mendefinisikan harga adalah sebagai sejumlah uang yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan yang kita inginkan. Yaitu menganggap harga sebagai suatu perbandingan formal  yang mengindikasikan kuantitas uang yang diperlukan untuk memperoleh suatu jumlah barang dan jasa.Oleh karena itu penetapan harga pada suatu barang sangat diperlukan dalam strategi pemasaran karena perusahaan yang mampu dengan jitu menetapkan harga tentunya akan dapat hasil yang memuaskan.  Menurut Triton PB (2008 : 181) mengatakan bahwa ada delapan strategi penetapan harga yang paling sering dilakukan yaitu :
a           Strategi Penetapan Harga Produk Baru
Prinsip strategi penetapan harga untuk produk baru  adalah agar produk baru mampu memberikan kontribusi nyata bagi pertumbuhan  pasar dengan dukungan penetapan harga yang tepat penetapan  harga (pricing) terhadap barang baru dapat dilakukan denga dua cara yaitu skimming pricing (berusaha menjual harga yang lebih tinggi sebelum membidik konsumen yang lebih peka terhadap harga) dan panetration Pricing (berusaha menjual kepada pasar dengan harga murah).
b.  Strategi Penetapan Harga Yang Sudah Mapan
Strategi ini diterapkan sebagai hasil peninjauan kembali oleh perusahaan terhadap strategi penetapan harga yang sedang diberlakukan di pasar, ada tiga alternatif yang sering diakukan oleh perusahaan setelah melakukan tinjau ulang pada strategi 
c.  Strategi Fleksibelitas Harga
Harga perlu ditetapkan fleksibel bila pemasaran produk memerlukan penyesuaian karakteristik lokasinya. Perusahaan atau koperasi dalam strategi ini berhadapan.
Monroe, 1992. Kebijakan Harga Seri Pemasaran dan Promosi, Gramedia, Jakarta: Hal 8
Triton PB,2008,Marketing Strategi Meningkatkan Pangsa pasar dan daya saing,tugu
publisher,yogyakarta : Hal 181 13
Dengan pemilihan strategi harga, yaitu strategi harga tunggal dan strategi penetapan harga fleksibel yaitu :

1.        Strategi satu harga. Dengan strategi satu harga, pada prinsipnya koperasi atau perusahaan menghendaki penurunan pada biaya penjualan atau biaya administrasi, margin keutungan yang konstan, citra  pelanggan dan pertumnbuhan  pasar yang stabil.
2.        Strategi fleksibel. Sesuai dengan namanya, strategi ini bertujuan memberikan fleksibelitas harga dengan jalan memungkinkan setiap penyesuaian harga baik lebih tinggi atau lebih rendah dari harga saat ini  guna meraih keuntungan jangka panjang.
3.        Strategi Penetapan Harga Lini Produk. Strategi lini produk ini mendasarkan pada keterkaitan antara dampak setiap produk terhadap lininya untuk keperluan penetapan harga. Tujuan strategi lini produk adalah memanfaatkan keseluruhan lini produk untuk memaksimalkan laba.
4.        Strategi Leasing Leasing  merupakan suatu kontrak persetujuan antara pemilik akitva dan pihak kedua yang memanfaatkan aktiva tersebut untuk jangka waktu tertentu dengan return tertentu. Tujuan dari strategi  Leasing adalah meningkatkan pertumbuhan pasar sengan cara menarik pelangan yang tidak mampu membeli sekaligus merealisasikan laba jangka panjang yang lebih besar, untuk meningkatkan arus kas, agar memperoleh aliran laba yang stabil, menghindari kerugian pada perusahaan atau koperasi akibat teknologi yang telah usang.
5.        Strategi Bundling Princing Strategi ini sering disebut juga dengan strategi puncak gunung es. Pelaksanaannya dengan melakukan pembatasan harga untuk menutupi bermacam fungsi dan jasa. Banyak yang diharapkan dari strategi ini antara lain aktiva dijaga dalam kondisi sedemikian rupa sehingga dapat dijual kembali atau dileasingkan kembali.

6.        Strategi Kepemimpinan Harga Strategi ini dilakukan dengan tujuan agar perusahaan-perusahaan atau koperasi lain yang terkait dengan perusahaan pemimipin dapat dikendalikan oleh penetapan harga yang dilakukan oleh perusahaan atau market leader.
7.        Strategi Penetapan Harga Untuk Membentuk Pangsa Pasar Pangsa pasar yang semakin besar atau pengalaman yang semakin banyak mengarah pada biaya yang semakin rendah, oleh sebab itu koperasi atau perusahaan baru perlu mengupayakan agar produk-produknya sedini mungkin mampu meraih pangsa pasar yang besar sehingga apabila perusahaan ingin melakukan strategi penetapan harga untuk membentuk pangsa pasar.  Indikator-indikator yang dapat menunjukkan pertimbangan konsumen dengan adanya kebijakan harga yang dikeluarkan oleh perusahaan atau koperasi yaitu : Potongan Harga, Potongan dagang, dan Potongan tunai. Seperti yang telah disampaikan di atas bahwa dalam menentukan harga bukanlah perkara yang mudah karena dalam menentukan harga suatu produk harus bisa dijangkau oleh masyarakat luas atau pangsa pasar. 
Promosi
Suatu kegaitan dalam kehidupan sehari-hari bahwa seberapa besar manfaat suatu produk bagi konsumen, tapi produk tersebut tidak akan dapat mencari sendiri pembelinnya. Oleh karenanya produsen dituntut tidak hanya menciptakan produk yang bermutu, menetapkan harga yang menarik tetapi harus juga mengusahakan agar produk yang dihasilkan dapat di pasarkan dengan mudah dan  lancar serta menyebarluaskan informasi tentang kehadiran, ketersediaan produknya, ciri-ciri, satu manfaat yang dapat diperoleh calon pelanggannya.
Agar konsumen dapat mengetahui tentang kualitas produk yang di pasarkan oleh perusahaan atau koperasi maka, perlu diadakan promosi. Promosi ini merupakan komponen penting yang berguna untuk mengomunikasikan. Menurut Baswir (2000,179) promosi adalah menyampaikan informasi mengenai spesifikas produk, terutama yang menyangkut keunggulan-keunggulan komperatif yang dimiliki oleh suatu produk, kepada para calon konsumen.Tidak hanya itu promosi juga harus memerlukan srtategi yang tepat dalam mempromosikannya yaitu seperti yang disampaikan Louis E.Boone dan David L.Kurtz (2007 :189) adalah Strategi dorong dan strategi tarik. Strategi dorong yaitu bergantung pada tenaga penjualan untuk memasarkan produk kepada pedagang grosir atau paritel dalam saluran distribusi pemasaran perusahaan. Sedangkan Strategi tarik yaitu berupaya mempromosikan produk dengan menghasilkan permintaan konsumen atas barang tersebut biasanya melalui iklan dan promosi penjualan. Oleh sebab itu dalam promosi suatu barang atau produk harus disampaikan dengan keadaan sebenarnya dan semenarik mungkin agar para konsumen tertarik terhadap barang yang dipromosikan. Maka dari itu ada tiga Pendekatan yang disampaikan oleh Triton PB(2008 :204) Yaitu :
a.         Pendekatan Inventory
Dengan pendekatan ini pemasar dapat menyadari bahwa ada banyak tujuan yang
berbeda yang dapat ditekankan dalam periklanan. Kelemahan pendekatan ini adalah tujuan yang dipilih mungkin tidak feasible atau malah bertentangan. Opcit,Baswir Hal 179  E.Boone,L.Kurtz,2007,Pengantar bisnis kontemporer,salemba Empat,Jakarta : Hal 189 16
b.        Pendekatan Hierarchy
Dasar pendekatan ini adalah dugaaan bahwa sebelum membeli produk, pelanggan melewati tahapan-tahapan variabel psikologis. Dengan pendekatan ini tujuan periklanan dipusatkan untuk menarik perhatian awal  pelanggan, persepsi, dan perhatian yang lebih besar hingga pada gilirannya tumbuh minat pembeli. Kelemahannya adalah sulitnya menghubungkan tujuan-tujuan pendekatan ini dengan tujuan-tujuan pemasaran, sulitnya pengukuran variabel psikologis karena subjektivitasnya bila dibandingkan pengukuran  pencapaian tujuan seperti laba.
c.         Pendekatan Attitudinal
Dasar pendekatan ini adalah upaya menghubungkan tujuan periklanan dengan tujuan pemasaran, tidak hanya, menunjukkan fungsi-fungsi yang harus di laksanakan iklan, tetapi juga hasil-hasil tertenntu yang ingin dicapai.

Place (Jalur Distribusi)
Distribusi adalah penghubung antara produsen dan konsumen. Menurut Kotler
(1990:190) distribusi adalah semua sarana yang dipakai untuk menyalurkan produk dan status pemiliknya dari produsen kekonsumen. Tidak hanya itu Sudarono. Edilius (2004 :74) mengartikan jalur distribusi secar bebas yaitu orang atau badan usaha yang berusaha beroperasi diantara produsen dan konsumen. Ada tiga aspek yang berkaitan dengan keputusan-keputusan tentang distribusi yaitu :
1.        Sistem transportasi 
2.        Sistem penyimpanan
3.        Pemilihan jalur distribusi
Kotler, Philip, Opchit: hal 190 Sudarsono. Edilius, 2004, Menejemen Koperasi Indonesia,PT rieka Cipta, Jakarta. Hal15 17


BAB III
PEMBAHASAN

STRATEGI MARKETING MIX PT SOHO DALAM MENGEMBANGKAN CURCUMA PLUS EMULSION (4 P CURCUMA PLUS EMULSION)

3.1    Riset Pasar
Selama ini belum ada produk penambah nafsu makan berbahan dasar temulawak yang berbentuk emulsi. Produk-produk penambah nafsu makan yang selama ini tersedia di pasaran terutama dalam bentuk jamu yang mengandung ekstrak temulawak. Jamu yang biasanya berasa pahit dan getir diberi rasa buah sehingga rasanya segar dan manis.
PT SOHO Industri Farmasi memproduksi Curcuma Plus Emulsion yang merupakan multivitamin dengan kandungan temulawak dan minyak ikan Kod. Kelebihan produk ini dibandingkan jamu berbahan dasar temulawak adalah harganya yang tidak berbeda jauh. Jika jamu anak diberi label harga Rp 500 sampai Rp 1.500 per bungkus, harga multivitamin ukuran 200 ml adalah sekitar Rp 15.710,00. Selain itu penggunaan produk multivitamin lebih praktis daripada jamu.
Sebelumnya di pasaran sudah ada produk penambah nafsu makan yang berbentuk emulsi, yaitu Scott Emulsion. Kelebihan Curcuma Plus Emulsion dibandingkan Scott Emulsion adalah komposisinya dilengkapi dengan temulawak. Sebelumnya PT SOHO Industri Farmasi sudah memproduksi Curcuma Plus, sehingga dapat menetralisasi rasa pahit temulawak. Selain itu, vakumnya komunikasi pemasaran Scott Emulsion merupakan peluang emas bagi PT SOHO untuk memasarkan Curcuma Plus Emulsion. Curcuma Plus Emulsion sendiri merupakan pengembangan dari Curcuma Plus yang sebelumnya sudah mempunyai nama di pasaran.

Segmentasi Pasar
Produk ini ditujukan untuk anak-anak dan dewasa.

3.2    Produk
PT SOHO melakukan diferensiasi dengan memproduksi Curcuma Plus Emulsion karena selama ini di pasaran belum ada produk emulsi penambah nafsu makan yang menggunakan temulawak. Sehingga dalam sediaan Curcuma Plus Emulsion terdapat dua zat aktif penambah nafsu makan, yaitu temulawak dan minyak ikan Kod. Sehingga fungsinya bertambah, tidah hanya menambah nafsu makan, tapi juga mempercepat pertumbuhan.
Curcuma Plus menjadi market leader untuk semua jenis multivitamin anak denganmarket share sekitar 25%. Setelah sukses memproduksi Curcuma Plus untuk anak usia 1-6 tahun, PT SOHO meluncurkan juga produk Curcuma Plus Emulsion untuk anak usia 6-10 tahun.
Produk Curcuma Plus Emulsion sudah melalui penelitian pra klinis maupun klinis. Selama dua tahun meramaikan pasar, Curcuma Plus Emulsion terus dikembangkan. Salah satu caranya dengan memperbaiki rasa. PT SOHO Industri Farmasi melakukan terobosan dengan meluncurkan varian rasa strawberry dan jeruk. Karena selama ini, produk Scott Emulsion hanya ada varian rasa jeruk (orange).
Dalam mengembangkan suatu produk baru, PT SOHO melihat dulu pasar dan kompetitornya, sehingga bisa mencari celah produk ini agar diterima oleh konsumen. Untuk bisa melahirkan produk-produk unggulan, selain memiliki bagian R & D yang cukup handal, PT SOHO juga bekerja sama dengan lem­baga penelitian dan universitas terkemuka, baik di dalam maupun luar ne­ge­­ri. Misalnya dengan Universitas Ga­­jah Mada, Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik Bogor, Phytohealth Tai­wan, University of Western Sydney Aus­tra­lia dan Institute of Natural Medicine di Toyama Jepang.
3.3    Harga
Selama ini, produk penambah nafsu makan yang ada di pasaran yaitu Scott Emulsion mempunyai harga yang relatif mahal yaitu 400 ml seharga Rp 24.500,00. Hal ini mungkin disebabkan bahan bakunya yang relatif mahal dan langka karena bahan bakunya diimpor dari luar negeri. Sedangkan Curcuma Plus Emulsion, bahan bakunya berasal dari dalam negeri sehingga harganya menjadi lebih murah, yaitu 200 ml seharga Rp 15.710,00.
Dari segi biaya pemakaian sehari, Curcuma Plus Emulsion terbukti lebih murah dibandingkan Scott Emulsion. Dosis Scott Emulsion untuk anak 1 sendok makan 2 kali sehari, sehingga sediaan 400 ml dapat digunakan selama 13 hari dengan biaya Rp 24.500,00. Jadi per harinya menghabiskan biaya Rp 1.884,6. Sedangkan Curcuma Plus Emulsion penggunaannya 1 sendok makan 2 kali sehari, sehingga sediaan 200 ml dapat digunakan selama 6 hari dengan biaya Rp 15.710,00. Jadi per harinya menghabiskan biaya Rp 2.618,3.
Jika dibandingkan dengan Scott Emulsion, Curcuma Plus Emulsion memang sedikit lebih mahal. Perbedaan harga tersebut disebabkan karena adanya tambahan kandungan temulawak dalam Curcuma Plus Emulsion, yang tidak terdapat dalam Scott Emulsion, yang juga berkhasiat untuk menambah nafsu makan.
PT SOHO juga sudah mengaplikasikan sistem Enterprise Resource Planning(ERP). Banyak manfaat yang bisa diperoleh dari implementasi sistem ini. Manfaat yang terpenting adalah adanya integrasi data yang bersifat menyeluruh danrealtime. Dari sisi bottom line perusahaan, dapat meningkatkan profit dan mengurangi anggaran operasional secara maksimal. Sehingga dapat berdampak pada penekanan harga produk.
3.4    Distribusi
Distribusi Curcuma Plus Emulsion dilakukan melalui sister company-nya, PT Parit Padang sehingga tidak tergantung pada distributor lain dan tidak perlu melakukan survey distributor lagi. Dengan memiliki 25 cabang, serta medical channel distribution yang hampir 90% di seluruh Indonesia, Curcuma Plus Emulsion dapat dengan cepat mempenetrasi pasar. Apalagi, PT Parit Padang pun andal dalam menembus pasar modern, apotek, dan toko obat.
PT Parit Padang juga mementingkan availibility produk dan service. Mereka mengusahakan waktu pengiriman secepat mungkin, maksimal 4 jam setelah terjadi order. Dan dengan adanya sistem ERP, pengelolaan dalam sistem distribusi menjadi mudah. Lewat ERP, mereka dapat melakukan kontrol atas semua produknya. Mulai dari statistik produksi, stok barang, hingga identitas masa expiredproduk. Dengan kata lain, perusahaan mampu mengendalikan semua barang yang pernah diproduksi, misalnya data kode produksi yang berguna untuk mengidentifikasi keberadaan produk yang sudah kadaluarsa untuk ditarik dari pasar.

3.5    Promosi
PT SOHO awalnya memperkenalkan dan memasarkan produk mereka melalui dokter dengan cara be­kerja sama dengan perhimpunan-perhimpunan kedokteran mengadakan berbagai simposium dan seminar dengan menda­tang­kan pakar dari dalam dan luar negeri untuk memberikan pengetahuan tentang complementary and al­ter­native medicine (CAM). Sejak saat itu, para dokter mulai me­resepkan produk-produk tersebut untuk mempercepat kesem­buh­an pasien.
Selain strategi di atas PT SOHO juga memastikan bahwa ujung tombak perusahaan, yakni medical sales representative, memiliki pesan yang sama untuk disampaikan ke dokter-dokter. PT SOHO mewajibkan para medical representative(med­rep) menjalani pelatihan product know­­ledge waktu pertama kali masuk se­la­ma 3 minggu. Selanjutnya tiap kwartal dan se­mester juga dilakukan evaluasi pro­duct knowledge. Selain itu mereka ju­ga di­ha­rus­kan menghapal dan membaca bukuCurrent Medical Diagnosis and Treat­ment yang terkait dengan produk yang mereka pasarkan. Bagi karyawan yang berprestasi baik akan mendapatkan reward yang sepadan.
Curcuma Plus Emulsion merupakan produk OTC karena PT SOHO ingin mengincar pasar yang lebih besar dengan cara memberi akses yang lebih luas kepada konsumen untuk memperoleh produk. Sebagai produk OTC, Curcuma Plus Emulsion juga dipromosikan melalui media cetak dan elektronik. PT SOHO lebih berkonsentrasi mensosialisasi Curcuma Plus Emulsion ke kalangan ibu-ibu. Selain mengandalkan kekuatan produk, PT SOHO juga gencar melakukan aktivitas komunikasi pemasaran. Salah satunya, menjadi sponsor utama Pildacil (Pemilihan Dai Cilik) yang ditayangkan Lativi.
Sistem ERP kemudian bisa diperluas ke dalam beberapa aplikasi yang dibutuhkan perusahaan. Misalnya web store untuk penjualan online yang dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sarana promosi.


BAB IV
PENUTUP

4.1    Kesimpulan
Produk diferensiasi PT SOHO Industri Farmasi yaitu Curcuma Plus Emulsion saat ini merupakan satu-satunya produk alami yang berkhasiat sebagai penambah nafsu makan dan mempercepat pertumbuhan. Belum banyaknya kompetitor yang terjun dalam pasar ini dan mampu mengimbangi produk ini menyebabkan potensi pertumbuhan pasar dan pangsa pasar relatifnya akan semakin besar.
Dilihat dari benefit dan costnya, harga produk ini terjangkau untuk masyarakat sehingga penjualannya dapat meningkat.
PT SOHO Industri Farmasi mempunyai distributor sendiri, yaitu PT Parit Padang sehingga tidak tergantung distributor lain. Promosi Curcuma Plus Emulsion dilakukan melalui medrep dan juga melalui simposium dengan bekerja sama dengan para dokter. Sebagai produk OTC, Curcuma Plus Emulsion juga dipromosikan melalui media cetak dan media elektronik.

4.2    Saran
Dari hasil pengamatan dan analisa penulis serta kesimpulan diatas maka saran yang dapat diajukan kepada PT SOHO Industri Pharmasi adalah sebaiknya PT SOHO ini dalam melakukan kegiatan-kegiatan produksi menggunakan strategi marketing mix yang efektif dan efisien sebagai salah satu alat perencanaan dan pengendalian Marketing Mix, karena dengan itu perusahaan dapat mengetahui seberapa besar yang harus dikeluarkan dan seberapa besar keuntungan yang dapat diperoleh dari hasil kegiatan produksi.


DAFTAR PUSTAKA

Andra, 2007, Terus Melompat Makin Tinggi Via Diferensiasiwww.majalah-farmacia.com, diakses November 2007.
Ani, J., dan Ika, A., 2007, Buat Anak, ya, Harus yang Uenakwww.kontan-online.com, diakses November 2007.
Anonim, 2007, PT Soho Industri Pharmasiwww.alibaba.com, diakses November 2007.
Hidayat, T., dan Ruslina, S., 2007, Berebut Pasar di Kolam Kecilwww.swa.co.id, diakses November 2007.
Pohan, A., dan Willyanto, H.A., 2007, Genjot Pertumbuhan dengan ERP,www.kompas.co.id, diakses November 2007.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar