BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Pemilihan Judul
Suatu
perusahaan yang berkembang pastinya mempunyai tujuan agar kegiatan dalam
perusahaan dapat terarah, namun didalam menghadapi kondisi
yang tidak pasti maka perusahaan harus mempunyai strategi-strategi agar
dapat tercapai secara efektif dan efisien guna mengoptimalkan
pencapaian tujuan dan kelangsungan hidup perusahaan. Untuk mencapai tujuan
tersebut diperlukan adanya sebuah perencanaan yang disertai dengan
pengendalian yang efektif.
Perencanaan
merupakan tindakan yang dibuat berdasarkan fakta dan asumsi mengenai
gambaran kegiatan yang dilakukan pada waktu yang akan datang dalam
mencapai tujuan yang diinginkan (Napirin, 2004:4).
Dengan perencanaan ini suatu
kegiatan akan mempunyai suatu pedoman pelaksanaan kerja, agar
perencanaan yang ditetapkan dapat tercapai, maka perusahaan perlu
mengadakan pengendalian. Pengendalian adalah proses evaluasi kerja,
dan jika perlu dilakukan perbaikan, maka harus sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan dan dengan pengendalian ini suatu perencanaan
dapat dilihat apakah yang direncanakan tersebut dicapai atau tidak. Salah satu alat yang dapat memenuhi
kebutuhan perencanaan dan pengendalian
adalah Marketing mix, karena Marketing mix merupakan perangkat alat pemasaran
taktis dan terkontrol yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respon
yang diinginkan pasar sasaran. Marketing
mix terdiri atas segala sesuatu yang dapat dilakukan perusahaan
untuk mempengaruhi permintaan produknya. Kemungkinan-kemungkinan itu dapat dikelompokkan
menjadi empat kelompok variabel yang dikenal dengan 4P, yaitu Product, Price, Place, and Promotion (produk,
harga, distribusi, dan promosi).
Produk
artinya kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan pada pasar
sasaran. Harga adalah sejumlah uang yang harus dibayar oleh pelanggan untuk
memperoleh produk. Distribusi meliputi aktivitas perusahaan agar produk mudah
didapatkan oleh konsumen sasarannya. Promosi artinya aktivitas
mengkomunikasikan keunggulan produk serta membujuk pelanggan sasaran untuk
membelinya.
Berdasarkan uraian dan latar belakang
diatas, maka penulis tertarik dan bermaksud untuk meneliti strategi marketing mix PT SOHO Industri Pharmasi dengan judul : Optimasi Strategi Marketing Mix PT SOHO Industri
Pharmasi.
1.2 Tujuan Penyusunan
Adapun tujuan dilakukan
penyusunan makalah ini adalah :
1.
Bagaimana menentukan riset pasar pada PT SOHO ?
2.
Produk apa yang
dihasilkan oleh PT SOHO ?
3.
Bagaimana cara
menetapkan harga pada PT SOHO ?
4.
Saluran distribusi
apa yang dipakai oleh PT SOHO ?
5.
Bagaimana promosi
pada PT SOHO ?
1.3 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang di
angkatr dalam skripsi ini adalah bagaimana strategi marketing mix PT SOHO
dalam mengembangkan CURCUMA PLUS
EMULSION (4 P CURCUMA PLUS EMULSION)
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Berdirinya Perusahaan
PT SOHO Industri Farmasi didirikan pada tahun 1956 di Indonesia
oleh Tan Tjhoen Lim. PT SOHO Industri Farmasi merupakan salah satu dari tiga
anak perusahaan yang dimiliki oleh Grup Soho (GS). Grup SOHO sendiri terdiri
dari tiga perusahaan. Pertama, PT Ethica, yang memproduksi obat-obat injeksi,
didirikan pada 1946 dan merupakan cikal bakal berdirinya GS. Kedua, PTSoho
Industri Pharmasi yang didirikan pada 1951. Ketiga, PT Parit Padang (PP),
perusahaan distribusi yang didirikan pada 1956.
PT SOHO Industri Farmasi merupakan perusahaan farmasi yang memiliki
pertumbuhan tercepat yaitu di atas 20% diantara 20 perusahaan besar farmasi
lainnya di Indonesia sejak tahun 2000 sampai sekarang, menurut hasil Badan
Riset Pasar Bebas Internasional (IMS Survei), Indonesian Pharmaceutical Audit, danIndonesian Drugstore Audit.
PT SOHO Industri Farmasi menjadi leader dalam produk yang berbasis
bahan alami di pasar resep (ethical)
maupun OTC (Over The Counter)
seperti produk alami antidiare, penambah nafsu makan, multivitamin, nutrisi
untuk mata dan lain-lain. Contoh produknya antara lain Curcuma® tablet, Curcuma Plus® sirup, dan Matovit®,
Oste®, Curliv®, Imboost®, Curvit CL Emulsion®, Diapet, Curcuma
Plus Emulsion, Laxing, Imboost®, Imboost Effervescent, dan Asthin® Force. Curcuma Plus tercatat sebagai pionir
untuk kategori multivitamin yang berbahan dasar temulawak. Imboost Effervescent, satu-satunya formula effervercent echinaceaeyang ada di
Asia. Asthin® Force mengandung astaxanthin yang merupakan
antioksidan terkuat dan teraman karena tidak memiliki efek prooksidan.
CURCUMA PLUS Emulsion
Nama : CURCUMA PLUS Emulsion
Komposisi
: Tiap sendok makan (15 ml) mengandung Vitamin A 850 I.U, Vitamin B1 3 mg,
Vitamin B2 2 mg, Vitamin B6 5 mg, Vitamin B12 5mcg, Vitamin B5/Dekspantenol 3
mg, Vitamin D 100 I.U, Kalsium hipofosfit 500 mg, minyak ikan Kod 7,5 mg,
ekstrak Curcuma xanthoriza 10 mg, jus strawberry.
Kemasan : Emulsi 200 ml
Indikasi :
Membantu memenuhi kebutuhan vitamin pada masa pertumbuhan, membantu memelihara
daya tahan tubuh, membantu memperbaiki nafsu makan.
Dosis : Dewasa
sehari 3 kali 1 sendok makan, anak-anak 6-12 tahun sehari 2 kali 1 sendok
makan, 1-6 tahun sehari 1 kali 1 sendok makan, 6 bulan – 1 tahun sehari 1 kali
½ sendok makan.
Harga : Rp15.710 / BOTOL
2.3
Bidang
Usaha
Perusahaan
ini bergerak dibidang Industri Farmasi merupakan salah satu dari
tiga anak perusahaan yang dimiliki oleh Grup Soho (GS). Grup SOHO sendiri
terdiri dari tiga perusahaan. Pertama, PT Ethica, yang memproduksi obat-obat
injeksi, didirikan pada 1946 dan merupakan cikal bakal berdirinya
GS. Kedua, PTSoho Industri Pharmasi yang didirikan pada 1951. Ketiga, PT
Parit Padang (PP), perusahaan distribusi yang didirikan pada 1956.
PT SOHO Industri Farmasi menjadi leader
dalam produk yang berbasis bahan alami di pasar resep (ethical) maupun OTC (Over
The Counter) seperti produk alami antidiare, penambah nafsu makan,
multivitamin, nutrisi untuk mata dan lain-lain. Contoh produknya antara lain
Curcuma® tablet, Curcuma Plus® sirup, dan Matovit®,
Oste®, Curliv®, Imboost®, Curvit CL Emulsion®, Diapet, Curcuma
Plus Emulsion, Laxing, Imboost®, Imboost Effervescent, dan Asthin® Force.
2.4 Daerah Pemasaran
a. Daerah pemasaran
Daerah
pemasaran hasil produksi dari PT SOHO meliputi hampir diseluruh Indonesia.
b. Saluran distribusi
Distribusi Curcuma Plus Emulsion dilakukan
melalui sister company-nya,
PT Parit Padang sehingga tidak tergantung pada distributor lain dan tidak perlu
melakukan survey distributor lagi. Dengan memiliki 25 cabang, serta medical channel distribution yang
hampir 90% di seluruh Indonesia, Curcuma Plus Emulsion dapat dengan cepat
mempenetrasi pasar. Apalagi, PT Parit Padang pun andal dalam menembus pasar
modern, apotek, dan toko obat.
2.5 Tinjauan Teoritis
Pengertian
Marketing Mix (Bauran Pemasaran)
Marketing Mix adalah kombinasi
dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran
perusahaan. Konsep bauran pemasaran pertama kali dikenalkan oleh John B
McKitterick pada tahun 1957 pada konferensi Amerika Marketing Asosiation di
Chicago. McKettrick yang ketika itu menjabat sebagai president of general electric memaparkan
bahwa the marketing mix concept adalah
sebuah konsep yang berorentasi kepada pelanggan, profit dan filosofi bisnis.
Konsep ini kemudian dikombinasikan dengan empat elemen perusahaan dari konsep
pemasaran klasik yaitu market focus, costumer orientation, coordinated
marketing dan goal profitability.
Lalu pada tahun 1965 Neil H
Borden memperkenalkan konsep marketing
mix dalam sebuah tulisan yang berjudul “the concept of the marketing mix”
rumusan Borden tentang marketing mix
termasuk dalamnya (produk pricing, branding, distribution channels, personnal
celling, advertising, promotion, packing, display, servicing, physical handing,
fuct finding serta analisis). Jerome McCarthy yang kemudian mengelompokkan
rumusan ini ke dalam empat kategori yang kini dikenal sebagai 4P dari marketing
mix.
Maka dengan kata lain bauran
pemasaran (marketing mix) dapat dikatakan sebagai serangkaian variabel
pemasaran yang dapat dikuasia oleh koperasi yang digunakan untuk mencapai
tujuan dalam sasaran pasar seperti yang tampak pada bagan berikut :
Philip kotler,Kevin Lane Keller,2007,Manejeman
pemasara,Macanan jay cemerlang: Hal 23 7 Bauran pemasaran didefinisikan oleh
Swasta dan Irawan sebagai “kombinasi dari 4p atau kegiatan yang merupakan inti
dari sistem pemasaran yakni : produk struktur harga, kegiatan promosi dan sistem
distribusi. (1990 : 78)
Sedangkan Kotler dan Amstrong
(2001:71-72) mendefinisikan marketing
mix sebagai
seperangkat alat pemasaran taktis dan terkontrol yang dipadukan oleh perusahaan
untuk menghasilkan respons yang
diinginkan sasaran pasar. Bauran pemasaran
terdiri atas segala sesuatu yang dapat dilakukan perusahaan atau koperasi untuk
mempengaruhi permintaan produknya. Dan ini dapat digolongkan dalam empat,
kelompok variabel yang dikenal dengan “4P” (price, product, plaece dan
promotion).
Maka dengan demikian bauran
pemasaran (marketing mix) dapat disimpulkan sebagai serangkaian dari pada
variabel pemasaran yang dapat dikuasai oleh perusahaan atau koperasi yang
digunakan untuk mencapai tujuan dalam pasar sasaran dan variabel itu terdiri
atas “4P” Di dalam pengambilan keputusan dibidang pemasaran hampir selalu
berkaitan dengan variabel-variabel
marketing tersebut karena itu
marketing mix sangat penting sebagai alat yang dapat dipakai dalam
pemasaran praktis variabel-variabel yang tergabung dalam marketing mix akan
diuraikan dalam bentuk peta konsep sebagai berikut :
Produk
Produk menurut Kotler
(1987,432) dapat didefinisikan sebagai berikut “Produk adalah setiap apa saja
yang ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan Swastha dan Irawan, Basu. 1998,
Manajemen Pemasaran Modern, Liberty, Yogyakarta: Hal 78 Kotler
dan Amstrong. 2001. Prinsip-Prinsip
Pemasaran, Jilid 1 dan 2 edisi ke-8,Erlangga, Jakarta: Hal 71-72 8 perhatian,
pembelian, atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan” meliputi
benda fisik, jasa, tempat, organisasi dan gagasan.
Dalam Islam kegiatan
ekonomi dan marketing termasuk pada
wilayah muamalah,
maka dari itu dalam hal muamalah kita harus bersifat jujur dan berbuat benar
seperti yang dilkukan oleh seorang Nabi Muhammad dalam melakukan perdagangan.
Indikator-indikator yang bisa menunjukkan pertimbangan konsumen dalam keputusan
pembelian produk dikembangkan dalam teori sebagai berikut:
Inti Produk
Pada tingkat pertama ini
perencanaan produk harus mampu mengupas apa yang sebenarnya dibeli oleh
pembeli. Dalam setiap produk terdapat kebutuhan yang tersembunyi. Kedua faktor
inilah yang sebenarnya harus diketahui oleh perencana produk. Kotler, Philip.
1987. Manajemen Pemasaran, Erlangga, Jakarta: Hal 432 9 Wujud
Produk.
Setelah mengetahui dari inti
produk dapat diwujudkan suatu produk yang mempunyai karakteristik yaitu : mutu,
ciri khas, model, corak, merek dan kemasan. Boone
dan Kurtz (2007:129) mengatakan bahwa sebuah nama merek bagian dari merek yang
terdirir atas kata-kata atau huruf-huruf yang terdapat dalam sebuah nama.Yang
membedakan penawaran-penawaran perusahaan dari para pesaingnnya. Maka
dari itu merek suatu barang itu merupakan hal yang sangat penting dalam
pengembangan sebuah produk karena merek merupakan identitas yang selalu dan
akan mudah diingat oleh para konsumen sehingga dalam pemberian nama terhadap
merek itu harus mudah diingat dan menyenangkan.
Produk formal (formal product)
Merupakan
penampilan atau perwujudan dari produk inti maupun perluasan produknya. Produk
formal ini lebih dikenal oleh sebagian besar pembeli sebagai daya tarik, yang
tampak langsung (tangible offer) dimata konsumen. Dalam hal ini ada beberapa
komponen yang terdapat pada produk yaitu desain/bentuk, daya tahan/mutu, daya
tarik/keistimewaan, pengemasan/bungkus, nama merek/brand name.
Produk tambahan (augmented product)
Mencakup berbagai tambahan
manfaat yang dapat dinikmati oleh konsumen dari produk inti yang
dibelinya. Beberapa manfaat tambahan itu akan memperluas manfaat produk yang
ditawarkan atau dipasarkan. E.Boone,L.Kurtz,2007,Pengantar
bisnis kontemporer,salemba Empat,Jakarta : Hal 129 10
Maka dari itu produk
diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu :
a
Produk Konsumen (Consumer Products)
Produk konsumen
merupakan produk yang dibeli konsumen akhir untuk konsumsi pribadi. Produk
konsumen meliputi :
Ø Produk sehari-hari
(convenience product)
Merupakan produk dan
jasa konsumen yang biasanya sering dan cepat dibeli oleh pelanggan dan disertai
dengan usaha yang sedikit dalam membandingkan dan membeli. Harga produk
sehari-harinya biasanya cukup murah dan disebarkan cukup luas dibanyak lokasi
atau toko agar produk tersedia dengan mudah ketika pelanggan membutuhkannya.
Ø Produk Shopping
(shopping product)
Adalah produk yang
jarang dibeli oleh konsumen sehingga dalam proses pemilihan dan pembeliannya
konsumen melakukan pembandingan karakteristik seperti kecocokan, harga dan
gaya.
Ø Produk khusus atau
spesial (specialty product)
Merupakan produk
konsumen dengan karakteristik unik atau identifikasi merek yang dicari oleh
kelompok pembeli tertentu, sehingga mereka bersedia mengeluarkan usaha
khusus untuk memperolehnya.
Ø Produk yang tidak
dicari (unsought product)
Adalah produk konsumen
dimana keberadaannya tidak diketahui atau jika diketahui oleh konsumen pun
tidak terpikir oleh mereka untuk membelinya. Oleh karenanya, produk yang tidak
dicari memerlukan iklan penjualan pribadi dan upaya pemasaran lainnya.
b
Produk Industri
(industrial product)
Produk industri adalah
produk yang dibeli untuk pemrosesan lebih lanjut atau penggunaan yang terkait
dengan bisnis. Produk industri dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu:
Ø Bahan dan suku cadang
Meliputi bahan baku,
bahan manufaktur dan suku cadang. Bahan baku terdiri dari produk pertanian
(gandum, kapas, dan sebagainya) dan produk alami (ikan, kayu, dan sebagainya).
Bahan manufaktur dan suku cadang terdiri dari komponen bahan (besi, benang, semen)
dan komponen suku cadang (motor kecil, ban, cetakan). Harga serta jasa adalah
faktor pemasaran utama dalam kelompok ini, merek dan iklan cenderung kurang
begitu penting.
Ø Barang modal
Merupakan Produksi
industri yang membantu proses produksi/operasi, termasuk pemasangan dan
peralatan tambahan. Pemasangan terdiri dari pembelian utama seperti bangunan
dan peralatan tetap. Peralatan tambahan meliputi peralatan pabrik yang dapat
dipindahkan dan peralatan kantor.
Ø Perlengkapan dan jasa
Meliputi perlengkapan operasi
dan alat-alat perbaikan dan pemeliharaan serta jasa konsultasi bisnis.
Jasa-jasa ini biasanya diserahkan dengan menandatangani kontrak.
Harga
Monroe (1992;8) mendefinisikan
harga adalah sebagai sejumlah uang yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan
yang kita inginkan. Yaitu menganggap harga sebagai suatu perbandingan
formal yang mengindikasikan kuantitas
uang yang diperlukan untuk memperoleh suatu jumlah barang dan jasa.Oleh karena
itu penetapan harga pada suatu barang sangat diperlukan dalam strategi
pemasaran karena perusahaan yang mampu dengan jitu menetapkan harga tentunya
akan dapat hasil yang memuaskan. Menurut
Triton PB (2008 : 181) mengatakan bahwa ada delapan strategi penetapan harga
yang paling sering dilakukan yaitu :
a
Strategi
Penetapan Harga Produk Baru
Prinsip strategi
penetapan harga untuk produk baru adalah
agar produk baru mampu memberikan kontribusi nyata bagi pertumbuhan pasar dengan dukungan penetapan harga yang
tepat penetapan harga (pricing) terhadap
barang baru dapat dilakukan denga dua cara yaitu skimming pricing (berusaha
menjual harga yang lebih tinggi sebelum membidik konsumen yang lebih peka
terhadap harga) dan panetration Pricing (berusaha menjual kepada pasar dengan
harga murah).
b. Strategi Penetapan
Harga Yang Sudah Mapan
Strategi ini
diterapkan sebagai hasil peninjauan kembali oleh perusahaan terhadap strategi
penetapan harga yang sedang diberlakukan di pasar, ada tiga alternatif yang
sering diakukan oleh perusahaan setelah melakukan tinjau ulang pada
strategi
c. Strategi Fleksibelitas Harga
Harga perlu ditetapkan
fleksibel bila pemasaran produk memerlukan penyesuaian karakteristik lokasinya.
Perusahaan atau koperasi dalam strategi ini berhadapan.
Monroe, 1992.
Kebijakan Harga Seri Pemasaran dan Promosi, Gramedia, Jakarta: Hal 8
Triton
PB,2008,Marketing Strategi Meningkatkan Pangsa pasar dan daya saing,tugu
publisher,yogyakarta :
Hal 181 13
Dengan
pemilihan strategi harga, yaitu strategi harga tunggal dan strategi penetapan
harga fleksibel yaitu :
1.
Strategi
satu harga. Dengan strategi satu harga, pada prinsipnya koperasi atau
perusahaan menghendaki penurunan pada biaya penjualan atau biaya administrasi,
margin keutungan yang konstan, citra
pelanggan dan pertumnbuhan pasar
yang stabil.
2.
Strategi
fleksibel. Sesuai dengan namanya, strategi ini bertujuan memberikan
fleksibelitas harga dengan jalan memungkinkan setiap penyesuaian harga baik
lebih tinggi atau lebih rendah dari harga saat ini guna meraih keuntungan jangka panjang.
3.
Strategi
Penetapan Harga Lini Produk.
Strategi lini produk ini mendasarkan pada keterkaitan antara dampak setiap
produk terhadap lininya untuk keperluan penetapan harga. Tujuan strategi lini
produk adalah memanfaatkan keseluruhan lini produk untuk memaksimalkan laba.
4.
Strategi
Leasing Leasing merupakan suatu kontrak persetujuan antara
pemilik akitva dan pihak kedua yang memanfaatkan aktiva tersebut untuk jangka
waktu tertentu dengan return tertentu. Tujuan dari strategi Leasing adalah meningkatkan pertumbuhan pasar sengan cara
menarik pelangan yang tidak mampu membeli sekaligus merealisasikan laba
jangka panjang yang lebih besar, untuk meningkatkan arus kas, agar memperoleh
aliran laba yang stabil, menghindari kerugian pada perusahaan atau koperasi
akibat teknologi yang telah usang.
5.
Strategi
Bundling Princing Strategi
ini sering disebut juga dengan strategi puncak gunung es. Pelaksanaannya dengan
melakukan pembatasan harga untuk menutupi bermacam fungsi dan jasa. Banyak yang diharapkan
dari strategi ini antara lain aktiva dijaga dalam kondisi sedemikian rupa
sehingga dapat dijual kembali atau dileasingkan kembali.
6.
Strategi
Kepemimpinan Harga Strategi
ini dilakukan dengan tujuan agar perusahaan-perusahaan atau koperasi lain yang
terkait dengan perusahaan pemimipin dapat dikendalikan oleh penetapan harga
yang dilakukan oleh perusahaan atau market leader.
7.
Strategi
Penetapan Harga Untuk Membentuk Pangsa Pasar Pangsa pasar yang semakin besar
atau pengalaman yang semakin banyak mengarah pada biaya yang semakin rendah,
oleh sebab itu koperasi atau perusahaan baru perlu mengupayakan agar
produk-produknya sedini mungkin mampu meraih pangsa pasar yang besar sehingga
apabila perusahaan ingin melakukan strategi penetapan harga untuk membentuk pangsa
pasar. Indikator-indikator yang dapat
menunjukkan pertimbangan konsumen dengan adanya kebijakan harga yang
dikeluarkan oleh perusahaan atau koperasi yaitu : Potongan Harga, Potongan
dagang, dan Potongan tunai. Seperti yang telah disampaikan di atas bahwa dalam
menentukan harga bukanlah perkara yang mudah karena dalam menentukan harga
suatu produk harus bisa dijangkau oleh masyarakat luas atau pangsa pasar.
Promosi
Suatu
kegaitan dalam kehidupan sehari-hari bahwa seberapa besar manfaat suatu produk
bagi konsumen, tapi produk tersebut tidak akan dapat mencari sendiri
pembelinnya. Oleh karenanya produsen dituntut tidak hanya menciptakan produk
yang bermutu, menetapkan harga yang menarik tetapi harus juga mengusahakan agar
produk yang dihasilkan dapat di pasarkan dengan mudah dan lancar serta menyebarluaskan informasi tentang
kehadiran, ketersediaan produknya, ciri-ciri, satu manfaat yang dapat diperoleh
calon pelanggannya.
Agar
konsumen dapat mengetahui tentang kualitas produk yang di pasarkan oleh
perusahaan atau koperasi maka, perlu diadakan promosi. Promosi ini merupakan
komponen penting yang berguna untuk mengomunikasikan. Menurut Baswir
(2000,179) promosi adalah menyampaikan informasi mengenai spesifikas produk,
terutama yang menyangkut keunggulan-keunggulan komperatif yang dimiliki oleh
suatu produk, kepada para calon konsumen.Tidak hanya itu promosi juga harus
memerlukan srtategi yang tepat dalam mempromosikannya yaitu seperti yang
disampaikan Louis E.Boone dan David L.Kurtz (2007 :189) adalah Strategi dorong
dan strategi tarik. Strategi dorong yaitu bergantung pada tenaga penjualan
untuk memasarkan produk kepada pedagang grosir atau paritel dalam saluran
distribusi pemasaran perusahaan. Sedangkan Strategi tarik yaitu berupaya
mempromosikan produk dengan menghasilkan permintaan konsumen atas barang
tersebut biasanya melalui iklan dan promosi penjualan. Oleh sebab itu dalam
promosi suatu barang atau produk harus disampaikan dengan keadaan sebenarnya
dan semenarik mungkin agar para konsumen tertarik terhadap barang yang
dipromosikan. Maka dari itu ada tiga Pendekatan yang disampaikan oleh Triton
PB(2008 :204) Yaitu :
a.
Pendekatan
Inventory
Dengan pendekatan ini
pemasar dapat menyadari bahwa ada banyak tujuan yang
berbeda yang dapat
ditekankan dalam periklanan. Kelemahan pendekatan ini adalah tujuan yang
dipilih mungkin tidak feasible atau malah bertentangan. Opcit,Baswir Hal
179 E.Boone,L.Kurtz,2007,Pengantar
bisnis kontemporer,salemba Empat,Jakarta : Hal 189 16
b.
Pendekatan
Hierarchy
Dasar pendekatan ini
adalah dugaaan bahwa sebelum membeli produk, pelanggan melewati tahapan-tahapan
variabel psikologis. Dengan pendekatan ini tujuan periklanan dipusatkan untuk
menarik perhatian awal pelanggan,
persepsi, dan perhatian yang lebih besar hingga pada gilirannya tumbuh minat
pembeli. Kelemahannya adalah sulitnya menghubungkan tujuan-tujuan pendekatan
ini dengan tujuan-tujuan pemasaran, sulitnya pengukuran variabel psikologis karena
subjektivitasnya bila dibandingkan pengukuran
pencapaian tujuan seperti laba.
c.
Pendekatan
Attitudinal
Dasar pendekatan ini
adalah upaya menghubungkan tujuan periklanan dengan tujuan pemasaran, tidak
hanya, menunjukkan fungsi-fungsi yang harus di laksanakan iklan, tetapi juga
hasil-hasil tertenntu yang ingin dicapai.
Place
(Jalur Distribusi)
Distribusi adalah penghubung
antara produsen dan konsumen. Menurut Kotler
(1990:190) distribusi
adalah semua sarana yang dipakai untuk menyalurkan produk dan status pemiliknya
dari produsen kekonsumen. Tidak hanya itu Sudarono. Edilius (2004 :74)
mengartikan jalur distribusi secar bebas yaitu orang atau badan usaha yang
berusaha beroperasi diantara produsen dan konsumen. Ada tiga aspek yang
berkaitan dengan keputusan-keputusan tentang distribusi yaitu :
1.
Sistem
transportasi
2.
Sistem
penyimpanan
3.
Pemilihan
jalur distribusi
Kotler,
Philip, Opchit: hal 190 Sudarsono. Edilius, 2004, Menejemen Koperasi Indonesia,PT
rieka Cipta, Jakarta. Hal15 17
BAB III
PEMBAHASAN
STRATEGI MARKETING MIX PT SOHO DALAM MENGEMBANGKAN
CURCUMA PLUS EMULSION (4 P CURCUMA PLUS EMULSION)
3.1
Riset Pasar
Selama ini belum ada produk penambah nafsu
makan berbahan dasar temulawak yang berbentuk emulsi. Produk-produk penambah
nafsu makan yang selama ini tersedia di pasaran terutama dalam bentuk jamu yang
mengandung ekstrak temulawak. Jamu yang biasanya berasa pahit dan getir diberi
rasa buah sehingga rasanya segar dan manis.
PT SOHO Industri Farmasi memproduksi
Curcuma Plus Emulsion yang merupakan multivitamin dengan kandungan temulawak
dan minyak ikan Kod. Kelebihan produk ini dibandingkan jamu berbahan dasar
temulawak adalah harganya yang tidak berbeda jauh. Jika jamu anak diberi label
harga Rp 500 sampai Rp 1.500 per bungkus, harga multivitamin ukuran 200 ml
adalah sekitar Rp 15.710,00. Selain itu penggunaan produk multivitamin lebih
praktis daripada jamu.
Sebelumnya
di pasaran sudah ada produk penambah nafsu makan yang berbentuk emulsi, yaitu
Scott Emulsion. Kelebihan Curcuma Plus Emulsion dibandingkan Scott Emulsion
adalah komposisinya dilengkapi dengan temulawak. Sebelumnya PT SOHO Industri
Farmasi sudah memproduksi Curcuma Plus, sehingga dapat menetralisasi rasa pahit
temulawak. Selain itu, vakumnya komunikasi pemasaran Scott Emulsion merupakan
peluang emas bagi PT SOHO untuk memasarkan Curcuma Plus Emulsion. Curcuma Plus
Emulsion sendiri merupakan pengembangan dari Curcuma Plus yang sebelumnya sudah
mempunyai nama di pasaran.
Segmentasi Pasar
Produk
ini ditujukan untuk anak-anak dan dewasa.
3.2
Produk
PT SOHO melakukan diferensiasi dengan
memproduksi Curcuma Plus Emulsion karena selama ini di pasaran belum ada produk
emulsi penambah nafsu makan yang menggunakan temulawak. Sehingga dalam sediaan
Curcuma Plus Emulsion terdapat dua zat aktif penambah nafsu makan, yaitu
temulawak dan minyak ikan Kod. Sehingga fungsinya bertambah, tidah hanya
menambah nafsu makan, tapi juga mempercepat pertumbuhan.
Curcuma Plus menjadi market leader untuk semua jenis
multivitamin anak denganmarket share sekitar
25%. Setelah sukses memproduksi Curcuma Plus untuk anak usia 1-6 tahun, PT SOHO
meluncurkan juga produk Curcuma Plus Emulsion untuk anak usia 6-10 tahun.
Produk
Curcuma Plus Emulsion sudah melalui penelitian pra klinis maupun klinis. Selama
dua tahun meramaikan pasar, Curcuma Plus Emulsion terus dikembangkan. Salah
satu caranya dengan memperbaiki rasa. PT SOHO Industri Farmasi melakukan
terobosan dengan meluncurkan varian rasa strawberry dan jeruk. Karena selama ini, produk Scott
Emulsion hanya ada varian rasa jeruk (orange).
Dalam
mengembangkan suatu produk baru, PT SOHO melihat dulu pasar dan kompetitornya,
sehingga bisa mencari celah produk ini agar diterima oleh konsumen. Untuk bisa
melahirkan produk-produk unggulan, selain memiliki bagian R & D yang cukup
handal, PT SOHO juga bekerja sama dengan lembaga penelitian dan universitas
terkemuka, baik di dalam maupun luar negeri. Misalnya dengan Universitas Gajah
Mada, Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik Bogor, Phytohealth Taiwan,
University of Western Sydney Australia dan Institute of Natural Medicine di
Toyama Jepang.
3.3
Harga
Selama ini, produk penambah nafsu makan
yang ada di pasaran yaitu Scott Emulsion mempunyai harga yang relatif mahal
yaitu 400 ml seharga Rp 24.500,00. Hal ini mungkin disebabkan bahan bakunya
yang relatif mahal dan langka karena bahan bakunya diimpor dari luar negeri.
Sedangkan Curcuma Plus Emulsion, bahan bakunya berasal dari dalam negeri
sehingga harganya menjadi lebih murah, yaitu 200 ml seharga Rp 15.710,00.
Dari segi biaya pemakaian sehari, Curcuma
Plus Emulsion terbukti lebih murah dibandingkan Scott Emulsion. Dosis Scott
Emulsion untuk anak 1 sendok makan 2 kali sehari, sehingga sediaan 400 ml dapat
digunakan selama 13 hari dengan biaya Rp 24.500,00. Jadi per harinya
menghabiskan biaya Rp 1.884,6. Sedangkan Curcuma Plus Emulsion penggunaannya 1
sendok makan 2 kali sehari, sehingga sediaan 200 ml dapat digunakan selama 6
hari dengan biaya Rp 15.710,00. Jadi per harinya menghabiskan biaya Rp 2.618,3.
Jika dibandingkan dengan Scott Emulsion,
Curcuma Plus Emulsion memang sedikit lebih mahal. Perbedaan harga tersebut
disebabkan karena adanya tambahan kandungan temulawak dalam Curcuma Plus
Emulsion, yang tidak terdapat dalam Scott Emulsion, yang juga berkhasiat untuk
menambah nafsu makan.
PT
SOHO juga sudah mengaplikasikan sistem Enterprise Resource Planning(ERP). Banyak manfaat yang bisa
diperoleh dari implementasi sistem ini. Manfaat yang terpenting adalah adanya
integrasi data yang bersifat menyeluruh danrealtime. Dari sisi bottom
line perusahaan, dapat meningkatkan profit dan mengurangi anggaran
operasional secara maksimal. Sehingga dapat berdampak pada penekanan harga
produk.
3.4
Distribusi
Distribusi Curcuma Plus Emulsion dilakukan
melalui sister company-nya,
PT Parit Padang sehingga tidak tergantung pada distributor lain dan tidak perlu
melakukan survey distributor lagi. Dengan memiliki 25 cabang, serta medical channel distribution yang
hampir 90% di seluruh Indonesia, Curcuma Plus Emulsion dapat dengan cepat
mempenetrasi pasar. Apalagi, PT Parit Padang pun andal dalam menembus pasar
modern, apotek, dan toko obat.
PT Parit Padang juga mementingkan availibility produk dan service. Mereka mengusahakan waktu
pengiriman secepat mungkin, maksimal 4 jam setelah terjadi order. Dan dengan
adanya sistem ERP, pengelolaan dalam sistem distribusi menjadi mudah. Lewat
ERP, mereka dapat melakukan kontrol atas semua produknya. Mulai dari statistik
produksi, stok barang, hingga identitas masa expiredproduk. Dengan kata lain, perusahaan mampu mengendalikan
semua barang yang pernah diproduksi, misalnya data kode produksi yang berguna
untuk mengidentifikasi keberadaan produk yang sudah kadaluarsa untuk ditarik
dari pasar.
3.5
Promosi
PT SOHO awalnya memperkenalkan dan memasarkan
produk mereka melalui dokter dengan cara bekerja sama dengan
perhimpunan-perhimpunan kedokteran mengadakan berbagai simposium dan seminar
dengan mendatangkan pakar dari dalam dan luar negeri untuk memberikan
pengetahuan tentang complementary
and alternative medicine (CAM). Sejak saat itu, para dokter mulai
meresepkan produk-produk tersebut untuk mempercepat kesembuhan pasien.
Selain
strategi di atas PT SOHO juga memastikan bahwa ujung tombak perusahaan,
yakni medical sales
representative, memiliki pesan yang sama untuk disampaikan ke
dokter-dokter. PT SOHO mewajibkan para medical representative(medrep) menjalani pelatihan product knowledge waktu
pertama kali masuk selama 3 minggu. Selanjutnya tiap kwartal dan semester
juga dilakukan evaluasi product
knowledge. Selain itu mereka juga diharuskan menghapal dan membaca
bukuCurrent Medical Diagnosis and
Treatment yang terkait dengan produk yang mereka pasarkan. Bagi
karyawan yang berprestasi baik akan mendapatkan reward yang sepadan.
Curcuma Plus Emulsion merupakan produk OTC
karena PT SOHO ingin mengincar pasar yang lebih besar dengan cara memberi akses
yang lebih luas kepada konsumen untuk memperoleh produk. Sebagai produk OTC,
Curcuma Plus Emulsion juga dipromosikan melalui media cetak dan elektronik. PT
SOHO lebih berkonsentrasi mensosialisasi Curcuma Plus Emulsion ke kalangan
ibu-ibu. Selain mengandalkan kekuatan produk, PT SOHO juga gencar melakukan
aktivitas komunikasi pemasaran. Salah satunya, menjadi sponsor utama Pildacil (Pemilihan
Dai Cilik) yang ditayangkan Lativi.
Sistem ERP kemudian bisa diperluas ke dalam beberapa aplikasi yang
dibutuhkan perusahaan. Misalnya web
store untuk penjualan online yang
dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sarana promosi.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Produk diferensiasi PT SOHO Industri
Farmasi yaitu Curcuma Plus Emulsion saat ini merupakan satu-satunya produk
alami yang berkhasiat sebagai penambah nafsu makan dan mempercepat pertumbuhan.
Belum banyaknya kompetitor yang terjun dalam pasar ini dan mampu mengimbangi
produk ini menyebabkan potensi pertumbuhan pasar dan pangsa pasar relatifnya
akan semakin besar.
Dilihat
dari benefit dan costnya, harga produk ini terjangkau
untuk masyarakat sehingga penjualannya dapat meningkat.
PT SOHO Industri Farmasi mempunyai
distributor sendiri, yaitu PT Parit Padang sehingga tidak tergantung
distributor lain. Promosi Curcuma Plus Emulsion dilakukan melalui medrep dan juga melalui
simposium dengan bekerja sama dengan para dokter. Sebagai produk OTC, Curcuma
Plus Emulsion juga dipromosikan melalui media cetak dan media elektronik.
4.2 Saran
Dari hasil pengamatan dan analisa
penulis serta kesimpulan diatas maka
saran yang dapat diajukan kepada PT SOHO Industri Pharmasi adalah sebaiknya PT SOHO ini dalam melakukan
kegiatan-kegiatan produksi menggunakan strategi marketing mix yang efektif dan
efisien sebagai
salah satu alat perencanaan dan pengendalian Marketing Mix, karena dengan itu
perusahaan dapat mengetahui seberapa besar yang harus dikeluarkan dan
seberapa besar keuntungan yang dapat diperoleh dari hasil kegiatan
produksi.
DAFTAR
PUSTAKA
Andra,
2007, Terus Melompat Makin Tinggi
Via Diferensiasi, www.majalah-farmacia.com, diakses November 2007.
Ani,
J., dan Ika, A., 2007, Buat Anak,
ya, Harus yang Uenak, www.kontan-online.com,
diakses November 2007.
Hidayat,
T., dan Ruslina, S., 2007, Berebut
Pasar di Kolam Kecil, www.swa.co.id, diakses November 2007.
Pohan,
A., dan Willyanto, H.A., 2007, Genjot
Pertumbuhan dengan ERP,www.kompas.co.id, diakses November 2007.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar